Sediaan Suspensi (mater dasar)
DASAR TEORI SUSPENSI
A. PENGERTIAN SUSPENSI
1.
adalah
yang mengandung bahan obat padat dan bentuk halus dan tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa (FI III hal: 32)
2.
Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair (FI IV hal : 17)
3. Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tampa zat tambahan yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan (formularium
nasional hal : 3)
4. Suspensi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa (IMO hal : 149)
5.
Suspensi
merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. fase kontinue atau fase
luar umumnya merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase
dalam terbuat dari partikel” kecil, yang pada dasarnya tidak larut, tetapi
terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu zat yang tidak larut bisa dimaksudkan
untuk diabsorpsi fisiologis atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar (leon
lachman hal : 985)
B. PENGERTIAN LOTIO
Lotio adalah sediaan
berupa larutan, suspense, atau emulsi yang dimaksudkan untuk penggunan pada
kulit.( Fornas edisi 2 hal 325)
C. MACAM-MACAM SUSPENSI
1. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk
penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang
mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk
pemakaian pada mata.
5. Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan
padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang
sesuai.
(lmu
Resep Syamsuni hal 125)
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas
suspensi adalah :
1.Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas
merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka
semakin kecil luas penampangnya.
2.Kekentalan / Viskositas
Kekentalan
suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,
makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
3.Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila
didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi
benturan antara partikel tersebut.
Benturan
itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh
karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan
terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.Sifat / Muatan Partikel
Dalam
suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan
terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang
sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran
partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat
larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut
sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah
berkembang dalam air (hidrokoloid).
D. SYARAT-SYARAT SUSPENSI
Ø
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena
dan intrarektal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara
tertentu harus mengandung zat antimikroba.
3. Suspense harus di kocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadahtertutup rapat.(
FI IV hal 18)
Ø
1. Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap
2. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
3. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas
4. Keketalan suspense tidak boleh terlalu tinngi agar
mudah di kocok dan di tuang. (FI III hal 32)
Ø
Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel dari suspenoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan
(ansel hal 356)
Ø Partikel padatan fase dispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap (1985 FKI hal 82)
Ø Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh
mengiritasi atau melukai kulit (1985 FKI hal 77)
E. KOMPOSISI SUSPENSI
1. Bahan aktif.
Contoh: sulfur praicipitat, calamin, titanium dioksida
2.
Bahan tambahan
Ø
Pewarna : metilen blue, metamil yellow
Ø
Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-0,025%
3.
Suspending Agent
a.
Akasia (PGA)
Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp. Dapat larut
dalam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat asam, viskositas optimum
mucilagonya adalah PH 5-9.
Mucilage gom arap dengan kadar 35 % memeiliki kekentalan
kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga
dalam suspense harus ditambahkan pengawet. (ilmu resep syamsuni hal 139)
b.
Tragakhan
Mengandung tragakhan 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu
serbuk tragakan dengan air 20x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang
homogen. Kemudian diencerkan dengan sisa dari tragakan lambat mengalami
hidrasi. Sehinggan untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan
mucilago tragakan juga lebih kental dari pada mucilago dari Gom arab. (ilmu
resep syamsuni hal 140)
c.
Mucilago amily
Dibuat dengan amilum tritici 2% . (vanduin hal 58)
d.
Solution gum arabicum
Mengandung gum arabikum 10% dan dibuat dengan jalan membuat
dahulu mucilage gom arab dari gom yang tersedia kemudian mengencerkannya.
(vanduin hal 58 )
e.
Mucilago saleb
Dibuat dengan serbuk saleb 1 % seharusnya dengan serbuk yang
telah dihilangkan patinya dengan pengayakan, dimana diperoleh suatu mucilage.
(vanduin hal 58)
f.
Solution gummosa
Mengandung pulvis gummosus 2% dan dibuat dengan jalan menggerus
dahulu pulvis gummosus dengan air 7x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang
homogen dan mengencerkannya sedikit demi sedikit (vanduin hal 58)
F.
CARA PEMBUATAN SUSPENSI SECARA UMUM
1.
Metode dispersi
Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk,
kemudian diencerkan
2.
Metode Presitipasi
·
Zat yang hendak
didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan
air
·
Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di
encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi
dengan bahan pensuspensi.
G.
EVALUASI SEDIAAN
1. Metode reologi
Berhubungan dengan factor sedimentasi dan redispersibilitas
membantu menentukan prilaku pengendapan mengatur pembawa dan susunan partikel
untuk perbandingan.
2. Perubahan ukuran partikel
Digunakan
cara freeze-thow yaitu temperature diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan
sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal yang
intinya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat Kristal.
(lachman edisi 2 hal 10)
Komentar
Posting Komentar