SURVEI PERDANA PENGAJAR GIMA 5
Kemarin sudah di posting tulisan gue yang berjudul Menuju GIMA 5 dan disini juga gue mau nulis lagi seputar GIMA terutama untuk survei perdana buat pengajar.
Sabtu, 18 November 2017 adalah agenda pertama sekaligus survei perdana buat pengajar GIMA, gak hanya pengajar ada beberapa panitia terutama dari acara survei lagi untuk lapangan dan kondisi disana. Rencananya survei itu hari jumat jam 5 sore sudah berangkat tapi satu dan lain hal berhubung perjalanan yang ditempuh jauh dan menantang medan yang jangkau sangat-sangat di luar ekspektasi, estimasi waktu sampai tempat tujuan juga larut malam kita alihkan kehari besoknya. Hari sabtu pagi rencananya ba'da subuh sudah berangkat tapi nyatanya ngaret satu jam, okey itu masuk evaluasi dan kita berangkat jam 5 pagi. Kendaraan menggunakan motor karena tidak memungkinkan untuk menggunakan mobil, motor saja itu tidak bisa dibawa keatas harus di taro dibawah. Selama tiga jam kita mengendarai motor jalan yang ditempuh lancar tapi agak sedikit menantang kenapa bisa gitu? Karena ada perbaikan jembatan dan itu jalannya sangat licin hampir jatuh juga ditambah jalan menuju kampung cibuyutan bener-bener gak ada aspal cuman bebatuan yang bikin licin dan panas mesin karena menanjak. Jadi inget dulu kerumah temen kondisinya sama seperti akan ke cibuyutan tapi bedanya disana jalan sudah bagus dan sudah ada sinyal sama ko di sana juga di kelilingi bukti dan pepohonan.
Karena kondisi tidak memungkin kan untuk membawa motor sampai ke atas akhirnya kami titipkan motor di rumah warga dari situ kami semua jalan seperti akan mendaki gunung pas apalagi jalanan licin dan becek karena hujan semalam. Karena gue jarang olahraga jadi mudah cape dan gampang lelah muka udah pucet rasanya pengen pulang lagi ke kostan tapi inget diatas mau ketemu sama anak-anak gemesh. Estimasi waktu sampai sekitar jam 10 pagi setelah sampai di tempat karena pagi tadi sebelum berangkat gue gak sarapan cuman minum energen akhirnya gue merengek minta makan karena takut tidak kuat lagi akhirnya makan dikasih waktu 15 menit cukup lah. Seusai makan lanjut ke sekolahan jaraknya gak jauh dari tempat makan tadi tapi ya gitu jalannya becek dan kotor, nyatanya sampai sana anak-anak sudah pada bubar sekolah, sedih si kecewa ada tapi bagaimana lagi masa mau balik lagi gak bawa info apa-apa sebagai parameter buat silabus. Sampai sekolah juga salah satu pengajar ada yg kurang sehat akhirnya selagi istirahat kita juga mencari rumah bapak guru yg biasa mengajar tapi belum juga sampai rumahnya ada warga yang memberitahu bahwa si bapak tidak ada dirumah sedang pergi yasudah kita blank tidak dapat apapun. Balik ke sekolah dan temen pengajar masih saja kurang sehat tidak turun panasnya, bingung karena gak bawa obat sama sekali padahal semalam sudah berfeeling kayanya harus bawa obat.
Menunggu kondisi lebih baik akhirnya memutuskan untuk pergi kerumah pak RW sekalian numpang makan dan sholat, devisi acara pun survei MCK disana dan pengajar main-main melakukan pendekatan kepada anak disana. Sempat diajakin main eklek, bola bekel tapi diganti jadi batu kocak deh pokoknya bahagia banget diajakin keliling juga seru deh. Jam tiga persiapan untuk pulang tapi kondisi teman pengajar masih sakit akhirnya mau gak mau takut kehujanan dijalan kami paksa kan itu juga sudah gerimis. Sepanjang perjalanan pulang ada banyak cerita dari mulai nguji kekeluargaan sampai hal kocak. Bayangin saking gak ada tandunya kita semua sampe bikin tandu dadakan dari kayu dan jas hujan dan yang paling parahnya itu jas hujan punya kating belum juga korban di gotong pas percobaan untuk ngecheck tandu tiba-tiba robek dan itu kita semua ketawa lepas banget serius itu kocak gue aja sampe lemes ketawa mulu.
Udara semakin dingin itu tandanya menyegerakan untuk langsung pulang karena di perjalanan pas sekali adzan magrib akhirnya kami berhenti untuk menunaikan ibadah sholat, disitu juga Laila (pengajar) panasnya belum turun juga kita semua bingung harus bagaimana lagi di bujuk sampe di paksa untuk makan agar kondisinya mendingan akhirnya kami memutuskan untuk menunggu sholat isya terlebih dahulu sambil menunggu Laila kondisinya lumayan membaik. Setelah sholat isya ternyata kondisinya masih tetap sama akhirnya kami memutuskan untuk mencari klinik terdekat untungnya ada klinik samping masjid. Dan setelah berobat akhirnya kami memutuskan untuk pulang besok walaupun besok banyak agenda, hari itu benar benar complicated sekali.
Komentar
Posting Komentar